HADAPI ANAK HIPERKATIF

Pahami Caranya Jangan Uring-Uringan

Kedaulatan Rakyat… Senin, 24 Agustus 2009

Butuh Kesabaran ekstra bagi orangtua ketika menghadapi anak hiperaktif. Jika tidak sabar bukan tidak mungkin dalam sehari hanya berisi uring-uringan lantaran menghadapi karakter dan perilaku anak yang tidak bias diam. Ada-ada saja perilaku yang dilakukan, mulai dari terus-menerus bicara, bikin gaduh, sampai pada selalu menerjang larangan.

Anak hiperaktif awalnya terkesan sulit di kendalikan, tetapi bukan berarti tidak bias diatur. Asal tahu dan paham caranya, orangtua tidak akan kesulitan mengendalikan anaknya yang kebetulan memiliki tipikal hiperaktif. Bahkan, pada kasus-kasus tertentu ternyata anak hiperaktif memiliki kecerdasan di atas rata-rata anak yang lain.

Bagi orangtua yang sudah berpengalaman, menghadapi anaj yang tidak bias diam bukan merupakan perkara luar biasa. Anak yang usianya masih di bawah lima tahun, sebagian besar cenderung tidak bisa diam. Perilaku beragam, salah satunya disebabkan naluri keingintahuan ketika menghadapi lingkungan didalam dan diluar rumah. Orangtua yang sudah memahami tingkat perkembangan fisik dan psikis anak tentu tidak akan kaget menghadapi situasi seperti itu.

Membimbing dan ‘mengelola’ anak hiperkatif memang butuh kesabaran ekstra, sekaligus kesadaran untuk senantiasa merasa tidak lelah demi perkembangan anak. Anak hiperkatif memang cenderung tidak bias diam, tidak bias berkonsentrasi penuh dan terkadang cenderung ‘nakal’. Perilaku yang di tunjukkan pun terkadang bersifat impulsif, tanpa terlebih dahulu dipikir untunng ruginya.

Menurut pemerhati anak-anak, Dra Saryanti MSi, anak hiperaktif memang selau bergerak, nakal, tak bias berkonsentrasi. Setiap keinginan yang ada di benaknya, harus segera dipenuhi. Gangguan perilaku ini biasanya terjadi pada anak usia pra sekolah dasar atau sebelum mereka berumur 7 tahun. Karenanya orangtua harus memilih-milih perilaku anak heperaktif guna mengetahuiapakah yang bersangkutan memang nakal atau sekedar ingin menunjukkan keakuannya.

Harus dipahami bahwa tidak semua perilaku over bias dikaegorikan sebagai hiperaktif. Ika tidak bias menditeksi spesifikasi perilaku yang ditunjukkan anak, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan psikolog untuk melakukan terapi psikolog anak. Langkah itu perlu di lakukan karena gangguan hiperaktifitas bisa berpengaruh pada kesehatan mental dan fisik anak. “untuk mengatasi efek hiperaktif, anak perlu diikutsertakan dalam program support group,” jelasnya.

Repotnya mengurusi anak hiperaktif diakui oleh Ny erni Dwi Rismawanto, warga demangan tegal, jambidan, banguntapan, bantul. Anaknya Galang (4) menunjukkan perilaku tidak bisa diam. Bisa di bilang anaknya, Galang ora isoh meneng kalau belum tidur. Ada-ada saja perilaku yang di tunjukkan, mulai dari bermain sepakbola di dalam rumah, perang-perangan, hingga mencoba ngranggeh saklar listrik.

Tak hanya itu, soal omongan pun galang menunjukkan gejala responsive. Apa yang diomongkan orangtunya selau ditanggapi secara kritis. Jika orang tidak memehami kekritisan anak, terkadang muncul penilaian anak yang bersangkutan ‘ngeyel’. Padahal yang dilakukan anak adalah mencoba dialog dengan orangtuanya, meskipun dengan sudut pandang berbeda.

Ny Erni Dwi Rismawanto menyampaikan, dirinya selalu berusaha menghadapi semua itu dengan penuh kesabaran dan kasih saying. Apa yang dlakukan anaknya, sepanjang masih wajar dan tidak membahayakan lebih banyak didiamkan. Tetapi jika cenderung membahayakan diri sendiri dan orang lain, orangrua harus cepat bertindak. Selain melarang agar tidak melakukan perbuatan yang membahayakan, orangtua harus bertindak nyata dengan tujuan mencegah. Saying anak bukan berarti memanjakan secara berlebihan , ujarnya.

Selain memberikan kasih sayang, Ny Erni Dwi Rismawanto tak jarang harus memberikan contoh perbuatan baik pada anaknya. Hal itu disebabkan, kadang-kadang perilaku anak muncul lantaran hanya menirukan orangtua. Agar anaknya mantut dan lulut, tak jarang dirinya memberiakan pujian dan hadiah sebagai bentuk perhatian atas perilaku baik yang ditunjukkan. Menhadapi tipikal anak hiperaktif ibaratnya orangtua harus memiliki weteng segara lan usus kali alias sabar luar biasa, ujarnya